Penyakit Gonore



MAKALAH  MATA KULIAH  DASAR-DASAR  PATOLOGI  UMUM
TENTANG  PENYAKIT  GONORE


 
      Disusun Oleh :
DORMANI PERONIKA NAPITUPULU
NIM :25010111120054

Kelas A
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2012



          BAB I
   PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Sistem imun membentuk sistem pertahanan badan terhadap bahan asing seperti mikroorganisma (bakteria, kulat, protozoa, virus dan parasit), molekul-molekul berpotensi toksik, atau sel-sel tidak normal (sel terinfeksi virus atau malignan). Sistem ini menyerang bahan asing atau antigen dan juga mewujudkan peringatan tentang kejadian tersebut supaya pendedahan yang berkali-kali terhadap bahan yang sama akan mencetuskan gerak balas yang lebih cepat dan tertingkat. Keimunan merujuk kepada keupayaan sesuatu individu yang telah sembuh dari sesuatu penyakit untuk kekal sehat apabila terdedah kepada penyakit yang sama untuk kali kedua dan seterusnya. Imunologi ialah cabang bidang perubatan yang berkaitan dengan gerak balas tubuh terhadap antigen. Pengimunan atau pemvaksinan salah satu upaya untuk bertahan terhadap sesuatu penyakit tanpa mendedahkan tubuh kepada penyakit tersebut.Canggihnya teknologi atau majunya teknologi semakin banyaknya penyakit-penyakit aneh yang ditemukan pada diri  manusia seperti Gonore salah satunya. Gonore adalah penyakit menular seksual yang disebabkan oleh Neisseria gonorrhoeae yang menginfeksi lapisan dalam uretra, leher rahim, rektum dan tenggorokan atau bagian putih mata (konjungtiva) dan bagian tubuh yang lain.Prevalensi Gonore: The US Centers for Disease Control memperkirakan bahwa lebih dari 700.000 orang di AS gonorrheal mendapatkan infeksi baru setiap tahun. Hanya sekitar separuh dari infeksi ini dilaporkan.Gonore Gejala: Walaupun beberapa kasus mungkin asimtomatik, ketika gejala muncul, mereka sering ringan dan biasanya muncul dalam waktu 2-10 hari setelah terpapar. Gejala-gejala meliputi discharge dari penis, vagina, atau dubur dan membakar atau gatal saat buang air kecil. Pada wanita, gonore dapat menyebabkan menstruasi tidak teratur.
Menurut data dari Komisi Nasional Anak terdapat sekitar 300.000 Pekerja Seks Komersial (PSK) wanita di seluruh indonesia, sekitar 70.000 diantaranya adalah anak dibawah usia 18 tahun. Jumlah PSK wanita yang banyak selain menimbulkan masalah sosial juga menimbulkan banyak masalah kesehatan. Masalah kesehatan yang utama terjadi pada PSK adalah penyakit menular seksual (PMS), yaitu penyakit yang penularannya terutama melalui hubungan seksual. PSK wanita dapat menjadi sumber penularan kepada masyarakat melalui laki-laki konsumennya. PMS yang umum terjadi di masyarakat adalah Gonorrhea (16-57,7% dari kasus PMS), kemudian Non Gonococal uretritis (24-54%), Candidiasis (23%), Tricomoniasis, Syphilis, Condiloma, Genital Herpes.
WHO memperkirakan setiap tahun terdapat 350 juta penderita baru PMS (penyakit menular seksual) di negara berkembang seperti di Afrika, Asia, Asia Tenggara, dan Amerika Latin. Di negara industri prevalensinya sudah dapat diturunkan, namun di negara berkembang prevalensi gonore menempati tempat teratas dari semua jenis PMS. Dalam kaitannya dengan infeksi HIV/AIDS, United States Bureau of Census pada 1995 mengemukakan bahwa di daerah yang tinggi prevalensi PMS-nya, ternyata tinggi pula prevalensi HIV/AIDS dan banyak ditemukan perilaku seksual berisiko tinggi. Kelompok seksual berperilaku berisiko tinggi antara lain commercial sex workers (CSWs). Berdasarkan jenis kelaminnya, CSWs digolongkan menjadi female commercial sexual workers (FCSWs) ‘wanita penjaja seks’ (WPS) dan male commercial sexuall workers (MCSWs)3,4,5.
Gonorrhea, jenis PMS klasik yang disebabkan oleh infeksi bakteri Neisseria gonorrhoeae, keberadaannya sudah diketahui sejak zaman Hipocrates, namun sampai sekarang masih menjadi masalah kesehatan yang belum dapat diatasi secara tuntas. Penyakit ini banyak ditemukan hampir di semua bagian dunia. Laporan WHO pada tahun 1999 secara global terdapat 62 juta kasus baru gonorrhea, 27,2 juta diantaranya terjadi di Asia Selatan dan Asia Tenggara. Di Amerika Serikat pada tahun 2004 terdapat 330.132 kasus penyakit infeksi bakteri Neisseria gonorrhoeae, dengan rata–rata 113,5 kasus per 100.000 penduduk. Di Jepang terdapat peningkatan kasus infeksi oleh bakteri Neisseria gonorrhoeae yang sudah resisten terhadap Ciprofloxacin, dari 6,6% kasus pada tahun 1993-1994 menjadi 24,4% kasus pada tahun 1997-1998.Di Indonesia, data dari Departemen Kesehatan RI pada tahun 1988, angka insidensi gonorrhea adalah 316 kasus per 100.000 penduduk.Beberapa penelitian di Surabaya, Jakarta, dan Bandung terhadap PSK wanita menunjukkan bahwa prevalensi gonorrhea berkisar antara 7,4 – 50%.Keberadaan gonorrhea di masyarakat ibarat gunung es, hanya diketahui sebagian kecil di permukaan saja namun sesungguhnya lebih banyak kasus yang tidak terungkap datanya. Penentuan diagnosis penyakit Gonorrhea dengan pemeriksaan mikrobiologis, mencari mikroorganisme penyebab penyakit Gonorrhea yaitu bakteri Neisseria gonorrhoeae.Keberadaan bakteri diplococcus Gram negative intraseluler di dalam lendir endoservix menunjukkan telah terjadi infeksi pathogen, karena bakteri ini bukan anggota flora normal vagina. Infeksi oleh bakteri ini menimbulkan penyakit Gonorrhea yang terutama menyerang saluran urogenital pada laki-laki dan perempuan, dapat pula menginfeksi permukaan mukosa lainnya (mukosa konjunctiva mata, mukosa mulut, mukosa faring, mukosa rektum) dan dapat pula menyebar ke persendian (meskipun jarang)

B.     TUJUAN
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1.      Apa yang dimaksud dengan Gonore
2.      Menjelaskan apa arti Penyakit Gonorrehoeae serta penyebabnya 
3.      Menjelaskan  hubungan antara Imunologi dengan Gonorrehoeae
4.      Menyebutkan tanda dan Gejala gonore!
5.      Menjelaskan masa inkubasi dan Diagnosa Gonore!
6.      Menjelaskan cara pencegahan dan penanggulangan penyakit gonore

C.     Manfaat
Manfaat yang diperoleh dari makalah ini adalah:
1.      Mahasiswa dapat mengetahui arti dari Imunologi
2.      Mahasiswa dapat mengetahui apa itu  penyakit Gonorrehoeae
3.      Mahasiswa dapat mengetahui hubungan antara imunologi dengan Gonorrehoeae
4.      Mahasiswa dapat mengetahui gejala-gejala yang timbul jika terkena penyakit Gonorrhoeae
5.      Mahasiswa dapat  mengetahui tanda dan Gejala gonore!
6.      Mahasiswa dapat  mengetahui masa inkubasi dan Diagnosa gonore



                                                                BAB II
                                                                    ISI
A.    Penyakit Gonorroehae
Gonore adalah infeksi menular seksual pada epitel dan umunya bermanifestasi sebagai cervicitis, uretritis, proctitis, dan conjungtivitis. Bila tidak diterapi, infeksi ini dapat menimbulkan komplikasi lokal seperti endometritis, salpingitis, TOA, bartolinitis, peritonitis, dan perihepatitis pada pasien wanita, periuretritis dan epididimitis pada pasien pria, dan oftalmia neonatorum pada neonatus. Gonokokemia diseminata merupakan kejadian yang  jarang dan bermanifestasi sebagai lesi kulit, tenosinovitis, arthritis, dan pada kasus jarang endokarditis atau meningitis. Penyakit menular seksual juga disebut penyakit venereal merupakan penyakit yang paling sering ditemukan di seluruh dunia. Pengobatan penyakit ini efektif dan penyembuhan cepat sekali. Namun, beberapa kuman yang lebih tua telah menjadi kebal terhadap obat-obatan dan telah menyebar ke seluruh dunia dengan adanya banyak perjalanan yang dilakukan orang-orang melalui transportasi udara.Gonore bisa menyebar melalui aliran darah ke bagian tubuh lainnya, terutama kulit dan persendian.Pada wanita, gonore bisa naik ke saluran kelamin dan menginfeksi selaput di dalam panggul sehingga timbul nyeri panggul dan gangguan reproduksi.Penyebab dari Gonore adalah adanya kuman Neisseria gonorrhoeae.Neisseria gonorrhoeae  adalah kuman gram negatif bentuk diplokokus yang merupakan penyebab infeksi saluran urogenitalis. Perantara  dari kuman ini adalah manusia, tempat kuman keluar berasal dari penis,vagina,anus,mulut,cara penularan dari penyakit ini adalah dengan kontak seksual secara  lansung ,tampat kuman ini masuk berasal  dari penis, vagina, anus, mulut serta orang yang bisa terkena adalah orang-orang yang berhubungan seks dengan cara yang tidak  aman.Kuman ini bersifat fastidious dan untuk tumbuhnya perlu media yang lengkap serta baik. Akan tetapi, ia juga rentan terhadap kepanasan dan kekeringan sehingga tidak dapat bertahan hidup lama di luar host-nya. Penularan umumnya terjadi secara kontak seksual dan masa inkubasi terjadi sekitar 2–5 hari.Neisseria Gonorrhoeae dapat menyebabkan infeksi menular seksual yang biasa disebut dengan Gonore.
Rendahnya sistem imun didalam tubuh seseorang akan mempermudah penyakit ini berkembang didalam tubuh. Dalam keadaan biasa apabila sistem imun terdedah kepada organisma asing ia bertindak-balas dengan menghasilkan antibodi dan rangsangan limfosit spesifik-antigen, yang membawa kepada pemusnahan mikroorganisma dan peneutralan produk-produk toksik (toksin). Fungsi penting sistem imun ialah untuk  mengawasi sel-sel tubuh supaya  tidak menimbulkan keabnormalan. fungsi sistem imun: Melindungi tubuh dari invasi penyebab penyakit; menghancurkan & menghilangkan mikroorganisme atau substansi asing (bakteri, parasit, jamur, dan virus, serta tumor) yang masuk ke dalam tubuh,Menghilangkan jaringan atau sel yg mati atau rusak untuk perbaikan jaringan,Mengenali dan menghilangkan sel yang abnormal,Sasaran utama: bakteri patogen & virus Leukosit merupakan sel imun utama (disamping sel plasma, makrofag, & sel mast).Sistem imun adalah sistem perlindungan pengaruh luar biologis yang dilakukan oleh sel dan organ khusus pada suatu organisme. Jika sistem kekebalan bekerja dengan benar, sistem ini akan melindungi tubuh terhadap infeksi bakteri dan virus, serta menghancurkan sel kanker dan zat asing lain dalam tubuh. Jika sistem kekebalan melemah, kemampuannya melindungi tubuh juga berkurang, sehingga menyebabkan patogen, termasuk virus yang menyebabkan,penyakit gonorea  dapat berkembang dalam tubuh.
Penyakit Gonore ditemukan oleh Neisser pada tahun 1879 dan  diumumkan pada tahun 1882. Kuman tersebut termasuk dalam grup Neisseria dan dikenal ada 4 spesies, yaitu N. Gonorrhoeae dan N. Meningitidis yang bersifat patogen serta N.Catarrhalis dan N. Pharyngis ini sukar dibedakan kecuali dengan tes fermentasi.Gonore termasuk golongan diplokok berbentuk biji kopi berukuran lebar 0,8 u dan panjang 1,6 u bersifat tahan asam. Pada sediaan langsung dengan pewarnaan Gram bersifatGram negatif, terlihat diluar dan di dalam leukosit, tidak tahan lama di udara bebas. Dan akan cepat mati dalam keadaaan kering, tidak tahan suhu 39 derejat C, dan juga tidak tahan  pada zat desinfektan.Secara morfologik gonokok ini terdiri atas 4 tipe yaitu, tipe 1 dan 2 yang mempunyai pili yang bersifat virulen, serta tipe 3 dan 4 yang tidak mempunyai pili dan bersifat non virulen.Pili akan melekat pada mukosa epitel dan akan menimbulkan reaksi radang. Daerah yang paling mudah terinfeksi ialah daerah dengan mukosa epitel kuboid atau lapis gepeng yang belum berkembang ( immatur ), yakni pada vagina wanita sebelum pubertas.

B.     Patofisiologi
Infeksi dimulai dengan adhesi pada sel mukosa ( urethra, vagina, rectum, tenggorok )kemudian penetrasi ke submukosa dan menyebar baik secara langsung maupun hematogen.
1.      Langsung pada pria menyebabkan prostatitis dan epididymitis, sedangkan pada wanita langsung menyebar ke kelenjar Bartholin, paraserviks, tuba falopii, dst.
2.      Hematogen
Hanya 1% kasus, kebanyakan dari asymptomatic infection pada wanita. Inidisebabkan adanya kelainan pertahanan tubuh, misalnya. Defisiensi C6-9 atau bakteri yang kebal terhadap antibodi dan komplemen, bakteri dengan protein porin A pada dinding sel kemudian menginaktivasi C3b. Manifestasi berupa arthritis, lesikulit, dan tenosynovitis.

 
C.     Manifestasi Klinis
Masa tunas gonore sangat singkat, pada pria umumnya berkisar antara 2-5 hari, kadang-kadang lebih lama dan hal ini disebabkan karena penderita telah mengobati diri sendiri, tetapidengan dosis yang tidak cukup atau gejala sangat samar sehingga tidak diperhatikan oleh penderita. Pada wanita masa tunas sulit untuk ditentukan karena pada umumny aasimptomatik.Tempat masuk kuman pada pria di uretra menimbulkan uretritis. Yang paling sering adalah uretritis anterior akuta dan dapat menjalar ke proksimal, dan mengakibatkankomplikasi lokal, asendens serta diseminata. Keluhan subyektif berupa rasa gatal, panasdibagian distal uretra disekitar orifisium uretra eksternum, kemudian disusul disuria, polakisuria, keluar duh tubuh dari ujung uretra yang kadang-kadang disertai darah, dapat puladisertai nyeri pada waktu ereksi. Pada pemeriksaan tampak orifisum uretra eksternum kemerahan, edema, dan ektropion. Tampak pula duh tubuh yang mukopurulen. Pada beberapa kasus dapat terjadi pembesaran kelenjar getah bening ingunal unilateral atau bilateral. Hal ini disebabkan oleh perbedaan anatomi dan fisologi alat kelamin pria dan wanita. Pada wanita, baik penyakitnya akut maupun kronik, gejala subyektif jarang ditemukan dan hampir tidak  pernah didapati kelainan obyektif. Pada umumnya wanita datang berobat kalau sudah ada komplikasi. Sebagian besar penderita ditemukan pada waktu pemeriksaan antenatal atau pemeriksaan keluarga berencana. Infeksi pada wanita, pada mulanya hanya mengenai serviksuteri. parauretra, kelenjar Bartholin, rektum, dan dapat juga naik ke atassampai pada daerah kandung telur.
Untuk mendapatkan informasi yang penting, terutama pada waktu menanyakan riwayat seksual, perlu hati-hati dan dengan cara tertentu.
Hal yang harus dijaga ialah kerahasiaan.Pertanyaan diajukan dalam bahasa yang mudah dimengerti oleh pasien.Anamnesis pada pasien dugaan IMS meliputi :
1.      Identitas dan pekerjaan
2.      Umur 
3.      Jenis kelamin
4.       Keluhan dari riwayat penyakit saat ini
5.      Keadaan umum yang dirasakan

Pengobatan yang telah diberikan, baik topikal maupun sistemik, dengan penekanan pada antibiotik.
Riwayat seksual : kontak seksual ( baik didalam maupun diluar pernikahan atau berganti-ganti pasangan atau banyak kontak seksual ), kontak seksual dengan pasangannya setelah mengalami gejala penyakit, frekuensi dan jenis kontak seksual ( homo atau heteroseksual ), cara melakukan hubungan seksual ( genito-genital, orogenital, anogenital ), apakah pasangannya juga mengeluhkan gejalayang smaa.Riwayat penyakit dahulu yang berhubungan dengan IMS atau penyakit di daerahgenital lainnya.
Riwayat penyakit berat lainnyaRiwayat keluarga : pada dugaan IMS yang ditularka lewat ibu kepada bayinyaKeluhan lain yang mungkin berkaitan dengan komplikasi IMS, pada wanita tentang nyeri perut bawah, dll.
Penyakit gonore adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri Neisseria gonorrhoeae yang paling sering diderita oleh orang yang sering melakukan hubungan seksual berganti-ganti pasangan baik, dengan intensitas tinggi maupun rendah. Gonore (GO) – kadang juga disebut kencing nanah – tergolong dalam Infeksi / penyakit menular seksual (IMS) yaitu bisa menular melalui hubungan seksual (vaginal, anal, oral). Kasus GO paling sering terlihat pada pria yaitu kencing bernanah dan rasa panas pada saluran kencing pria sesudah kencing. Pada wanita, kasus ini sebenarnya juga ada tapi tidak terlihat dan terasa ‘sensasinya’ seperti yang pria rasakan. Pada pria, jika GO dibiarkan maka akan menyebar ke seluruh organ tubuh termasuk jantung, penyebaran ke arah kantung buah zakar akan menyebabkan peradangan (epididymitis).
Selain bergejala rasa panas terbakar setelah kencing, jika batang penis diurut dari pangkal ke ujung penis akan keluar cairan putih mirip susu, ada yang putih ada pula yang agak keruh. Untuk mengetahui bagaimana warnanya yang sebenarnya maka harus perlu dengan tindakan pemeriksaan kepada dokter karena semakin lama tidak  diobati maka akan menyebabkan bakteri Neisseria gonorrhea ini akan menyebar ke semua organ tubuh dan menjadi pintu gerbang masuknya HIV. Hubungan seks anal juga dapat menularkan bakteri ini karena sedemikian gampangnya bakteri menular. Gonore disebabkan oleh gonokok yang dimasukkan ke dalam kelompok Neisseria, sebagai Neisseria Gonorrhoeae. Gonokok termasuk golongan diplokok berbentuk biji kopi dengan lebar 0,8 u, panjang 1,6 u, dan bersifat tahan asam. Kuman ini juga bersifat negatif-Gram, tampak di luar dan di dalam leukosit, tidak tahan lama di udara bebas, cepat mati pada keadaan kering, tidak tahan suhu di atas 39 derajat C, dan tidak tahan zat desinfektan. Daerah yang paling mudah terinfeksi adalah dengan mukosa epitel kuboid atau lapis gepeng yang belum berkembang (imatur), yakni pada vagina wanita sebelum pubertas.
D.    Tanda  dan Gejala
Gejala pada penderita pria biasanya timbul dalam waktu 2-7 hari setelah terinfeksi. Mulanya penderita tidak enak pada uretra, yang beberapa jam kemudian diikuti oleh nyeri ketika berkemih dan keluarnya nanah dari penis. Penderita sering berkemih dan merasakan desakan untuk berkemih, yang semakin memburuk ketika penyakit ini menyebar ke uretra bagian atas. Lubang penis tampak merah dan membengkak.Pada penderita wanita, gejala awal bisa timbul dalam waktu 7-21 hari setelah terinfeksi. Penderita wanita seringkali tidak menunjukkan gejala selama beberapa minggu atau bulan, dan diketahui menderita penyakit ini hanya setelah mitra seksualnya tertular. Jika timbul gejala, biasanya bersifat ringan. Tetapi beberapa penderita menunjukkan gejala yang berat, seperti desakan untuk berkemih, nyeri ketika berkemih, keluarnya cairan dari vagina dan demam.Infeksi bisa menyerang leher rahim, rahim, saluran telur, indung telur, uretra dan rektum; menyebabkan nyeri pinggul yang dalam atau nyeri ketika melakukan hubungan seksual. Nanah yang keluar bisa berasal dari leher rahim, uretra atau kelenjar di sekitar lubang vagina.Wanita dan pria homoseksual yang melakukan hubungan seksual melalui anus (lubang dubur) bisa menderita gonore pada rektumnya. Penderita merasakan tidak nyaman di sekitar anusnya dan dari rektumnya keluar cairan. Daerah di sekitar anus tampak merah dan kasar, tinjanya terbungkus oleh lendir dan nanah. Pada pria, gejala awal biasanya timbul dalam waktu 2-7 hari setelah terinfeksi.Gejalanya berawal sebagai rasa tidak enak pada uretra, yang beberapa jam kemudian diikuti oleh nyeri ketika berkemih dan keluarnya nanah dari penis.Penderita sering berkemih dan merasakan desakan untuk berkemih, yang semakin memburuk ketika penyakit ini menyebar ke uretra bagian atas. Lubang penis tampak merah dan membengkak.Pada wanita, gejala awal bisa timbul dalam waktu 7-21 hari setelah terinfeksi.Penderita wanita seringkali tidak menunjukkan gejala selama beberapa minggu atau bulan, dan diketahui menderita penyakit ini hanya setelah mitra seksualnya tertular.Jika timbul gejala, biasanya bersifat ringan. Tetapi beberapa penderita menunjukkan gejala yang berat, seperti desakan untuk berkemih, nyeri ketika berkemih, keluarnya cairan dari vagina dan demam.Infeksi bisa menyerang leher rahim, rahim, saluran telur, indung telur, uretra dan rektum; menyebabkan nyeri pinggul yang dalam atau nyeri ketika melakukan hubungan seksual.Nanah yang keluar bisa berasal dari leher rahim, uretra atau kelenjar di sekitar lubang vagina.Wanita dan pria homoseksual yang melakukan hubungan seksual melalui anus (lubang dubur) bisa menderita gonore pada rektumnya.Penderita merasakan tidak nyaman di sekitar anusnya dan dari rektumnya keluar cairan. Daerah di sekitar anus tampak merah dan kasar, tinjanya terbungkus oleh lendir dan nanah. Pada pemeriksaan dengan anaskop akan tampak lendir dan cairan di dinding rektum penderita.Melakukan hubungan seksual melalui mulut (oral sex) dengan seorang penderita gonore bias menyebabakn gonore pada tenggorokan (faringitis gonokokal).Biasanya infeksi ini tidak menimbulkan gejala, tetapi kadang menyebabkan nyeri tenggorokan dan gangguan menelan.Jika cairan yang terinfeksi mengenai mata maka bisa terjadi infeksi mata luar (konjungtivitis gonore).Bayi baru lahir bisa terinfeksi oleh gonore dari ibunya selama proses persalinan, sehingga terjadi pembengkakan pada kedua kelopak matanya dan dari matanya keluar nanah.Pada dewasa, bisa terjadi gejala yang sama, tetapi seringkali hanya 1 mata yang terkena.Jika infeksi ini tidak diobati bisa terjadi kebutaan.
Tanda dan Gejala  Lain:
a.       Gejala pada wanita
Pada wanita, gejala awal kadang-kadang sangat ringan hingga keliru dengan infeksi kandung kemih atau infeksi vagina.
·         Gejala bisa meliputi
ü  Sering buang air kecil dan sakit
ü  Anus gatal, nyeri dan terjadi pendarahan
ü   Cairan vagina abnormal
ü   Pendarahan vagina abnormal selama atau setelah berhubungan seks atau antara periode haid
ü   Alat kelamin terasa gatal
ü   Perdarahan haid tidak teratur
ü   Perut bagian bawah terasa sakit
ü  Perdarahan haid tidak teratur
ü  Kelenjar bengkak dan nyeri pada pembukaan vagina (kelenjar Bartholin)
ü  Hubungan seksual terasa menyakitkan
ü  Yang jarang terjadi, sakit tenggorokan dan penyakit mata menular
b.      Gejala pada pria
Pada pria, gejala biasanya cukup jelas, tetapi beberapa orang mengalami gejala ringan atau tanpa gejala, dan tanpa disadari dapat menularkan infeksi gonore untuk pasangan seksnya.
·         Gejala bisa meliputi:
ü  Cairan penis abnormal (terlihat seperti susu pada awalnya, kemudian kuning, lembut, dan berlebihan, kadang-kadang darah kebiruan)
ü  Sering buang air kecil dan sakit
ü  Anus gatal, nyeri dan terjadi pendarahan
ü  Yang jarang terjadi, sakit tenggorokan dan penyakit mata menular

E.     Masa Inkubasi Dan Diagnosa Gonore
Diagnosis Gonore ditegakkan berdasarkan hasil pemeriksaan mikroskopik terhadap nanah dimana ditemukan bakteri penyebab gonore. Jika pada pemeriksaan mikroskopik tidak ditemukan bakteri, maka dilakukan pembiakan di laboratorium.Gambaran klinik dan perjalanan penyakit pada perempuan berbeda dari pria.Hal ini disebabkan perbedaan anatomi dan fisiologis alat kelamin pria  dan perempuan.pada laki-laki Masa inkubasi penyakit gonore adalah  3-5 hari.sedangkan gonore pada perempuan kebanyakan asimptomatik sehingga sulit untuk menentukan masa inkubasinya.
F.      Cara Penularan
Penularan bakteri Neisseria gonorhoeae pada orang dewasa yang paling utama adalah melalui kontak seksual. Resiko tertular penyakit yang disebabkan oleh bakteri ini meningkat pada orang yang sering berganti-ganti pasangan seksual, misalnya PSK wanita atau lelaki konsumennya. Sedangkan penularan melalui kontak langsung dengan mukosa jalan lahir biasa terjadi pada bayi yang lahir dari ibu yang terinfeksi.

a.       Pencegahan  dan Penanggulangan
Upaya mencegah penularan dan penyebaran PMS, termasuk Gonorrhea, yang disebabkan oleh bakteri Neisseria gonorrhoeae dengan melokalisasi PSK wanita agar mudah dilakukan pembinaan, pemeriksaaan kesehatan dan pengobatan rutin oleh Dinas Kesehatan ternyata tidak dapat mencegah meluasnya penularan penyakit ini, terbukti sebanyak 76,9 % PSK wanita menderita penyakit Gonorrhea pada saluran genitalnya. Kegagalan upaya pemberantasan penyakit ini antara lain disebabkan oleh:
1.      PSK wanita seringkali keluar dan masuk lokalisasi di daerah lain tanpa pengawasan yang ketat, sehingga menyulitkan pembinaan.
2.      Buruknya kesadaran PSK wanita untuk memperhatikan kesehatan reproduksinya.
3.      Ketidakmauan lelaki untuk menggunakan kondom saat melakukan hubungan seksual dengan PSK wanita.
4.      Kebiasaan penderita gonorrhea (PSK wanita dan konsumennya) membeli dan menggunakan antibiotika secara sembarangan yang memicu timbulnya resistensi bakteri Neisseria gonorrhoeae terhadap beberapa antibiotika (Penicillin, Tetrasiklin, Ciprofloxacin).
Pencegahan yang efektif adalah dengan perilaku seks yang aman, yaitu setia dengan satu pasangan yang sah, tidak berganti-ganti pasangan seksual, memakai kondom bila melakukan hubungan seksual dengan orang / pasangan yang beresiko tinggi, misalnya PSK wanita. Pengentasan PSK wanita dari lokalisasi juga harus dilakukan agar salah satu sumber rantai penularan dapat diputus. Perlu juga dilakukan konseling pranikah, screening awal terhadap calon pengantin terhadap keberadaan PMS termasuk gonorrhe

b. Pengobatan
Pengobatan gonore biasanya dengan suntikan tunggal seftriakson intramuskuler (melalui otot) atau dengan pemberian antibiotik per-oral (melalui mulut) selama 1 minggu (biasanya diberikan doksisiklin). Jika gonore telah menyebar melalui aliran darah, biasanya penderita dirawat di rumah sakit dan mendapatkan antibiotik intravena (melalui pembuluh darah, infuse.).Terapi obat untuk gonorrhea akibat meningkatnya galur PPNG (Penisilinase Producing N. gonorrhoeae) adalah dengan menggunakan antibiotika golongan Quinolon, Spektinomisin, Kanamisin, Tiamfenikol dan Sefalosphorin. Karena cepatnya timbul resistensi terhadap antibiotika yang lebih tinggi maka pengobatan gonorrhea dengan Penisilin dan derivatnya serta golongan Quinolon perlu ditinjau efektifitasnya. Cara pencegahan penyakit ini adalah dengan  penggunaan kondom dapat mencegah penularan penyakit ini.Kondom yang dipasangkan harus lah benar-benar masih baru dan tidak rusak atau kadaluarsa. Hindari juga oral seks jika itu tidak penting sekali karena bakteri ini juga bisa menular lewat mulut-mulut, mulut-penis/vaginal, mulut-anal,Menghindari penggunaan antibiotik tanpa resep dokter karena akan membuat bakteri ini kebal terhadap obat antibiotik tersebut.Pencegahan terbaik, sebaiknya anda tidak melakukan hubungan seksual dengan orang tidak jelas riwayat hubungan seksualnya di masa lalu, kalau bisa cuma hanya dengan satu pasangan seks. dengan pemberian antibiotik per-oral (melalui mulut) selama satu minggu (biasanya diberikan doksisiklin). Jika gonore telah menyebar melalui aliran darah, biasanya penderita dirawat di rumah sakit dan mendapatkan antibiotik intravena (melalui pembuluh darah atau infus).Jika cairan yang terinfeksi sudah sampai mengenai  mata, maka bisa menyebabkan terjadinya infeksi mata luar (konjungtivitis gonore). Diagnosis penyakit gonore didasarkan pada hasil pemeriksaan mikroskopik terhadap nanah untuk menemukan bakteri penyebab gonore. Jika pada pemeriksaan mikroskopik tidak ditemukan bakteri, maka dilakukan pembiakan di laboratorium.Gonore biasanya bisa juga  diobati dengan suntikan tunggal seftriakson intramuskuler (melalui otot) . 


  BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Gonore merupakan penyakit yang mempunyai insidens yang tinggi diantara infeksimenular seksual lainnya.Diperkirakan terdapat lebih dari 150 juta kasus gonore di dunia setiap tahunnya, meskipun di beberapa negara cenderung menurun, namun negara lainnya cenderung meningkat. Perbedaan ini menunjukkan bervariasinya tingkat keberhasilan sistemdan program pengendalian IMS yang meliputi peningkatan informasi data, deteksi awal dengan menggunakan fasilitas diagnosis yang baik, pengobatan dini dan penelusuran kontak.Penyebab gonore adalah gonokok, gonokok termasuk golongan diplokok, bersifat .
Gram negatif, terlihat diluar dan di dalam leukosit, tidak tahan lama di udara bebas. Cepat mati dalam keadaaan kering, tidak tahan suhu 39 derejat C, dan tidak tahan zat desinfektan. Infeksidimulai baik secara langsung maupun hematogen.
Masa tunas gonore sangat singkat pada pria umumnya berkisar antara 2-5 hari dan pada wanita masa tunas sulit untuk ditentukankarena pada umumnya asimptomatik. Manifestasi klinis biasanya menimbulkan uretritis dantampak pula duh tubuh yang mukopurulen. Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan klinis, dan laboratorium adanya uretritis, serta ditemukannya kuman penyebab

A.    Saran
1.      Untuk mencegah terjadinya penyakit Gonore adalah tidak melakukan seksual bebas dan memakai kondom jika ingin berhubungn seksual.
2.      Tidak berganti-ganti pasangan
3.      Jika sudah terjadi penyakit ini segera bawa kedokter



Referensi

1.      Aljian George W ( 1958 )”Purchasing Hanbook ” 2 nd Edition, New York, Mc
Mc Graw Hill
2.      Adhi Djuanda, Mochtar H, Siti Aisah dkk. Ilmu penyakit kulit dan kelamin. Edisi ke-6.Badan penerbit FKUI Jakarta; 2010 : 363-79.2.
3.      Bustan,MM.1997.EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR.Jakarta : Rineka Cipta p. 75
4.      Soekidjo,prof,Dr.Notoatmodjo,SKM,M.Com.H.2010.KESEHATAN MASYARAKAT ILMU DAN SENI.Jakarta: Rineka Cipta
5.      Santana,Daniel.2007. KAMUS LENGKAP KEDOKTERAN. Jakarta :Mega Aksara p.262
6.      Mustikasari ( 2007 ) Kuliah Manajemen Sumber Daya Menusia, Tidak di
Publikasikan
7.      Sjaiful FD, Wresti Indriatmi BM, Jubianto J. Infeksi menular seksual. Edisi ke-3.Badan penerbit FKUIJakarta; 2007.3 
8.      Josodiwondo S. Pemeriksaan bakteriologik dan serologik infeksi menular seksual.Dalam : Infeksi menular seksual, ed 3. Jakarta : Balai penerbitan FKUI, 2007 : 25±47.4.
9.      Sherrad J. Gonorrhoeae. Med. Progress July ; 2006 : 330-333.5.Lumintang H  Suatu tinjauan epidemiology uretritis gonore dan uretritis nongonore di-RSUD Dr Soetomo Surabaya. Bandung : kumpulan makalah ilmiah KONAS PADVIVI, 1989 : 415-20.6.
10.  WHO. Guidelines for management of sexually transmitted infection. Geneva. 2003.7. Pedoman penatalaksanaan infeksi menular seksual. Departemen kesehatan direktorat jenderal pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan. 2006.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Advokasi Kebijakan

manejemen logistik dirumah sakit

Dampak Pencemaran Udara