Dampak Pencemaran Udara
DAMPAK
PENCEMARAN UDARA DAN KAITANNYA DENGAN ISPA
Disusun Oleh :
DORMANI PERONIKA NAPITUPULU
NIM
:25010111120054
Kelas:A
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2012
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara kepulauan dikelilingi lautan dan
terletak di daerah katulistiwa, sehingga
menyebabkan angin bertiup sepanjang tahun dengan kecepatan yang relatif stabil.
Hal ini sangat menguntungkan, mengingat iklim dan kecepatan angin menentukan
derajat pencemaran udara di suatu tempat. Udara merupakan komponen kehidupan
dan peri kehidupan yang sangat penting untuk kelangsungan hidup manusia maupun
makhluk hidup lainnya seperti tumbuhan dan hewan. Tanpa makan dan minum kita bisa
hidup untuk beberapa hari tetapi tanpa udara kita hanya dapat hidup untuk
beberapa menit saja. Kualitas dari udara yang telah berubah komposisinya dari
komposisi udara alamiahnya adalah udara yang sudah tercemar sehingga tidak
dapat menyangga kehidupan.
Ada beberapa alasan mengapa pencemaran udara menjadi masalah
yang perlu diperhatikan yaitu:
1. Pencemaran melalui udara dapat
berjalan dengan cepat dan menyebar secara luas bahkan dapat bersifat global
2. Manusia tidak mempunyai daya pilih
terhadap bahan-bahan berbahaya yang ada di udara, artinya pada saat bernafas
semua zat-zat yang ada di udara dapat masuk ke dalam saluran pernapasan.
3. Saluran pernapasan mempunyai bidang
permukaan yang sangat luas yang dapat kontak dengan bahan pencemar sehingga
dosis pemaparannya begitu besar.
Kerusakan lingkungan diakibatkan
oleh berbagai faktor, antara lain oleh pencemaran. Pencemaran ada yang diakibatkan oleh alam,
dan ada pula yang diakibatkan oleh perbuatan manusia. Pencemaran akibat alam
antara lain letusan gunung berapi. Bahan-bahan yang dikeluarkan oleh gunung
berapi seperti asap dan awan panas dapat mematikan tumbuhan, hewan bahkan
manusia. Pencemaran akibat manusia adalah akibat dari aktivitas yang
dilakukannya. Lingkungan dapat dikatakan tercemar jika dimasuki atau kemasukan
bahan pencemar yang dapat mengakibatkan gangguan pada mahluk hidup yang ada
didalamnya. Gangguan itu ada yang segera nampak akibatnya, dan ada pula yang
baru dapat dirasakan oleh keturunan berikutnya. Kerusakan lingkungan akibat
aktivitas manusia di mulai dari meningkatnya jumlah penduduk dari abad ke
abad.Populasi manusia yang terus bertambah mengakibatkan kebutuhan manusia
semakin bertambah pula, terutama kebutuhan dasar manusia seperti makanan,
sandang dan perumahan. Bahan-bahan untuk kebutuhan itu semakin banyak yang
diambil dari lingkungan. Disamping itu perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi (IPTEK) memacu proses industrialisasi, baik di negara maju ataupun
negara berkembang. Untuk memenuhi kebutahan populasi yang terus meningkatkan, harus
diproduksi bahan-bahan kebutuhan dalam jumlah yang besar melalui industri.
B. Tujuan Umum
1.
Apa
definisi pencemaran udara
2.
Bagaimana
kondisi kebersihan udara saat ini?
3.
Apa
penyebab terjadinya pencemaran udara?
4.
Apa
dampak terjadinya pencemaran udara?
5.
Apa
yang dimaksud dengan ISPA?
6.
Hubungan
pencemaran udara dengan penyakit ISPA
7.
Apa
solusi untuk mengurangi dampak pencemaran udara?
C. Manfaat
1. Mahasiswa dapat mengetahui apa itu
Pencemaran Udara
2. Mahasiswa dapat mengetahui
dampak-dampak Pencemaran Udara bagi kesehatan manusia
3. Mahasiswa dapat mengetahui hubungan
antara Penyakit ISPA dengsn Pencemaran Udara
4. Mahasiswa dapat mengetahui bagaimana
mencegah terjadinya pencemaran udara
BAB II
ISI
A. Definisi Pencemaran Udara
Sebelum mendefinisikan pencemaran
udara, hendaknya diketahui terlebih dahulu mengenai definisi pencemaran
(lingkungan). Pencemaran lingkungan terjadi apabila dalam lingkungan tersebut,
baik bersifat fisik, biotik, maupun sosial terdapat bahan tertentu dengan
konsentrasi yang sedemikian rupa sehingga melebihi ambang batas yang normal.
Bahan-bahan tersebut justru dihasilkan dari proses aktifitas kehidupan manusia
itu sendiri yang akhirnya dapat mengancam eksistensinya di dunia, dan
diidentifikasi sebagai bahan pencemar atau polutan (Kabinawa, 1991). Menurut
Undang-undang Republik Indonesia No. 4 tahun 1982 tentang Ketentuan-ketentuan
Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup, pencemaran lingkungan adalah “masuknya atau
dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi dan atau komponen kedalam lingkungan
dan atau berubahnya tatanan lingkungan oleh kegiatan manusia atau oleh proses
alam, sehingga kualitas lingkungan turun sampai ke tingkat tertentu yang
menyebabkan lingkungan menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai
dengan peruntukannya”. Dengan demikian konsep pencemaran lingkungan tidak
terbatas hanya pada bahan yang bersifat material saja, tetapi juga bentuk
tingkah laku manusia dapat dikategorikan sebagai bahan pencemar selama tingkah
laku tersebut dapat menyebabkan proses kehancuran terhadap eksistensi manusia
itu sendiri. Dari uraian definisi pencemaran lingkungan diatas, sehingga
pencemaran udara dapat didefinisikan sebagai ”masuknya atau terdapatnya
zat-zat, makhluk hidup atau komponen-komponen lain kedalam udara sehingga
menyebabkan perubahan dan penurunan kualitas udara sampai pada tingkat tertentu
yang menyebabkan udara tidak lagi dapat berfungsi sebagaimana mestinya”. Atau
dengan kata lain pencemaran udara dapat diartikan sebagai suatu kondisi di mana
kualitas udara menjadi rusak dan terkontaminasi oleh zat-zat, baik yang tidak
berbahaya maupun yang membahayakan kesehatan tubuh manusia. Sudrajat (2005)
mendefinisikan pencemaran udara sebagai masuknya, atau tercampurnya unsur-unsur
berbahaya ke dalam atmosfir yang dapat mengakibatkan terjadinya kerusakan
lingkungan, gangguan pada kesehatan manusia secara umum serta menurunkan
kualitas lingkungan.
Jenis-jenis Pencemaran Udara Menurut
asalnya, pencemaran udara dapat dibagi menjadi dua macam, yakni :
a. Pencemaran Udara Alami
Masuknya
zat pencemar ke dalam udara / atmosfer, akibat proses- proses alam seperti asap
kebakaran hutan, debu gunung berapi, pancaran garam dari laut, debu meteroid
dan sebagainya.
b. Pencemaran Udara Non- Alami
Masuknya
zat pencemar oleh aktivitas manusia, yang pada umumnya tanpa disadari dan
merupakan produk sampinga, berupa gas-gas beracun, asap, partikel-partikel
halus, senyawa belerang, senyawa kimia, buangan panas dan buangan nuklir.
B.
Kondisi
Udara Di Indonesia
Kondisi udara saat ini Berdasarkan hasil
pemantauan Kementerian Lingkungan Hidup melalui Air Quality Monitoring Station
(AQMS), dari sepuluh kota besar di Indonesia, enam di antaranya yaitu Jakarta,
Surabaya, Bandung, Medan, Jambi dan Pekanbaru hanya memiliki udara berkategori
baik selama 22 sampai 62 hari dalam setahun atau tidak lebih dari 17%. Di
Pontianak dan Palangkaraya penduduk harus menghirup udara dengan kategori
berbahaya masing-masing selama 88 dan 22 hari. Khusus Jakarta, dari data AQMS
menunjukkan, kualitas udara kategori baik di Jakarta selama 2001 hanya 75 hari.
Pada 2002 angka itu menurun menjadi 22 hari dan pada 2003 sebanyak 26 hari.
Sementara pada 2004 warga Jakarta hanya menikmati udara dengan kategori baik
selama 18 hari dalam kurun waktu satu tahun berdasarkan hasil pemantauan alat
monitoring udara ambien. Sedangkan data dari sejumlah kota besar yang lain
pasokan udara bersih tidak lebih dari 60 hari per tahun. Profil kesehatan DKI
Jakarta 2004 menunjukkan bahwa sekitar 46% penyakit gangguan pernapasan terkait
dengan pencemaran udara (ISPA 43%, iritasi mata 1,7% dan asma 1,4%), dan
sekitar 32% kematian kemungkinan terkait dengan pencemaran udara (penyakit
jantung dan paru-paru 28,3% dan pneumonia 3,7%) Di tahun yang sama di
Yogyakarta (Profil Kesehatan Yogyakarta 2004), sebanyak 32% penyakit ganggugan
pernapasan terkait dengan pencemaran udara (ISPA 22%, gangguan pernapsan lain
7,7%, dan asma 2,2%). Kecenderungan yang sama terhadap penyakit-penyakit
saluran pernapasan juga terlihat pada data di kota-kota besar lain, seperti
Bandung, Medan, Surabaya, dan Makassar.
Menurut Bank Dunia, estimasi
kerugian yang diakibatkan oleh pencemaran udara di Indonesia sebesar US$ 400 miliar setahun.
Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Asian Development Bank (ADB)
kerugian tersebut belum termasuk kematian dini dan gangguan kesehatan yang
diakibatkan oleh PM10 dan SO2 (World Bank, 2003) Perkiraan kerugian ekonomi
yang ditimbulkan pencemaran udara SO2 terhadap kesehatan adalah senilai Rp.
92.157.163 pada tahun 2001. Kegiatan industri adalah konsumen bahan bakar kedua
terbesar di Indonesia. Sumber pencemar yang dikeluarkan dari kegiatn industri
terutama: SO2 dan NO2. Pemantauan kinerja pengelolaan lingkungan periode tahun
2004 – 2005 menunjukkan ada beberapa perusahaan seperti industri besi dan baja
(peleburan), industri semen dan industri pulp dan kertas yang telah melakukan
kewajiban yang dipersyaratkan dalam peraturan pengendalian pencemaran udara dan
melakukan perubahan-perubahan dalam sistem pengendalian pencemaran udara.
C.
Penyebab
Pencemaran Udara.
Perkembangan yang pesat , khususnya dalam industri dan
teknologi, serta meningkatnya jumlah kendaraan bermotor yang menggunakan bahan
bakar fosil (minyak) menyebabkan udara yang kita hirup disekitar kita menjadi
tercemar oleh gas-gas buangan hasil pembakaran. Secara umum penyebab pencemaran
udara ada 2 macam, yakni :
a. Karena faktor internal (secara alamiah), Contoh
:
1. Debu yang berterbangan akibat tiupan
angin.
2. Abu (debu) yang dikeluarkan dari
letusan gunung berapi berikut gas-gas vulkanik.
3. Proses pembusukan sampah organik,
dll.
b. Karena faktor eksternal (karena
ulah manusia),Contoh:
1. Hasil pembakaran bahan bakar fosil.
2. Debu / serbuk dari kegiatan
industri.
3. Pembakaran zat-zat kimia yang disemprotkan ke
udara.
4. Transportasi.
Di
Indonesia, kurang lebih 70% pencemaran udara disebabkan oleh emisi kendaraan
bermotor. Kendaraan bermotor mengeluarkan zat-zat berbahaya yang dapat
menimbulkan dampak negatif, baik terhadap kesehatan manusia maupun terhadap
lingkungan, seperti timbal/timah hitam (Pb), suspended particulate matter
(SPM), oksida nitrogen (NOx), hidrokarbon (HC), karbon monoksida (CO), dan
oksida fotokimia (Ox). Kendaraan bermotor menyumbang hampir 100% timbal, 13-44%
suspended particulate matter (SPM), 71-89% hidrokarbon, 34-73% NOx, dan hampir
seluruh karbon monoksida (CO) ke udara Jakarta. Sumber utama debu berasal dari
pembakaran sampah rumah tangga, di mana mencakup 41% dari sumber debu di
Jakarta. Sektor industri merupakan sumber utama dari sulfur dioksida. Di tempat-tempat
padat di Jakarta konsentrasi timbal bisa 100 kali dari ambang batas. Pencemaran
udara dari asap knalpot bus. Seiring dengan laju pertambahan kendaraan
bermotor, maka konsumsi bahan bakar juga akan mengalami peningkatan dan
berujung pada bertambahnya jumlah pencemar yang dilepaskan ke udara (Anonim
2006). Pencemaran pada suatu tingkat tertentu dapat merupakan suatu campuran
dari satu atau lebih bahan pencemar, baik berupa padatan, cairan, atau zat yang
masuk terdispersi ke udara dan kemudian menyebar ke lingkungan sekitarnya.
Kecepatan penyebaran ini sudah barang tentu akan tergantung pada keadaan
geografi dan meteorology setempat (Pohan, tanpa tahun) Udara bersih yang kita
hirup merupakan gas yang tidak tampak, tidak berbau, tidak berwarna maupun berasa.
Akan tetapi udara yang benar-benar bersih sudah sulit diperoleh, terutama
dikota-kota besar yang banyak industrinya dan padat lalu lintasnya. Udara yang
tercemar dapat merusak lingkungan dan kehidupan manusia. Terjadinya kerusakan
lingkungan berarti berkurangnya (rusaknya) daya dukung alam yang selanjutnya
akan mengurangi kualitas hidup manusia. Sebenarnya secara alamiah, udara/
atmosfer mempunyai kemampuan mengatur dan mengendalikan diri terhadap masuknya
setiap zat pencemar ke dalamnya. Karena secara alami udara / atmosfer mempunyai
keterbatasan dalam menerima pencemaran udara, maka kelebihan zat pencemar
memungkinkan terjadinya dampak negatif terhadap kualitas dan karekteristik
udara / atmosfer. Selanjutnya akan merubah tingkat laku udara / atmosfer yang
memungkinkan terjadinya perubahan iklim lokal maupun global.
D.
Dampak
Pencemaran Udara Bagi Kesehatan Manusia
Banyak dampak yang disebabkan oleh
pencemaran udara terutama bagi kesehtan manusia salah satunya adalah ISPA.
Dampak kesehatan yang paling umum dijumpai adalah ISNA (infeksi saluran napas
atas), termasuk di antaranya, asma, bronkitis, dan gangguan pernapasan lainnya.
Beberapa zat pencemar dikategorikan sebagai toksik dan karsinogenik.
ISPA adalah infeksi akut yang menyerang saluran pernapasan yaitu organ tubuh
yang di mulai dari hidung ke alveoli beserta adneksa (Romelan, 2006). Infeksi
Saluran Pernapasan Akut (ISPA) merupakan salah satu penyebab kematian tersering
pada anak di negara berkembang. Pada akhir tahun 2000, ISPA mencapai enam kasus
di antara 1000 bayi dan balita. Tahun 2003 kasus kesakitan balita akibat ISPA
sebanyak lima dari 1000 balita (Oktaviani, 2009). Setiap anak balita
diperkirakan mengalami 3-6 episode ISPA setiap tahunnya dan proporsi kematian
yang disebabkan ISPA mencakup 20-30% (Suhandayani, 2007). Untuk
meningkatkan upaya perbaikan kesehatan masyarakat, Departemen Kesehatan RI
menetapkan 10 program prioritas masalah kesehatan yang ditemukan di masyarakat
untuk mencapai tujuan Indonesia Sehat 2010, dimana salah satu diantaranya
adalah Program Pencegahan Penyakit Menular termasuk penyakit Infeksi Saluran
Pernapasan Akut (Depkes RI, 2002). Sebagai kelompok penyakit, ISPA juga
merupakan salah satu penyebab utama kunjungan pasien ke sarana kesehatan.
Sebanyak 40%-60% kunjungan berobat di Puskesmas dan 15%-30% kunjungan berobat
di bagian rawat jalan dan rawat inap rumah sakit disebabkan oleh ISPA
(Suhandayani, 2007). Penyebab ISPA paling berat disebabkan infeksi Streptococus
pneumonia atau Haemophillus influenzae. Banyak kematian yang diakibatkan
oleh pneumonia terjadi di rumah, diantaranya setelah mengalami sakit
selama beberapa hari. Program pemberantasan ISPA secara khusus telah dimulai
sejak tahun 1984, dengan tujuan berupaya untuk menurunkan angka kesakitan dan
kematian khususnya pada bayi dan anak balita yang disebabkan oleh ISPA, namun
kelihatannya angka kesakitan dan kematian tersebut masih tetap tinggi
(Rasmaliah, 2004). Hasil survei kesehatan nasional di Indonesia tahun
2001 menunjukkan bahwa proporsi kematian bayi akibat ISPA masih 28 % artinya
bahwa dari 100 bayi meninggal 28 disebabkan oleh penyakit ISPA dan terutama 80
% kasus kematian ISPA pada balita adalah akibat Pneumonia. Tingginya
angka kejadian ISPA pada bayi di Indonesia, salah satunya disebabkan oleh pembakaran hutan yang sembarangan. Substansi pencemar yang terdapat di
udara dapat masuk ke dalam tubuh melalui sistem pernafasan. Jauhnya penetrasi
zat pencemar ke dalam tubuh bergantung kepada jenis pencemar. Partikulat
berukuran besar dapat tertahan di saluran pernapasan bagian atas, sedangkan
partikulat berukuran kecil dan gas dapat mencapai paru-paru. Dari paru-paru,
zat pencemar diserap oleh sistem peredaran darah dan menyebar ke seluruh
tubuh.
Penyakit infeksi akut yang menyerang salah satu bagian
dan atau lebih dari saluran nafas mulai dari hidung (saluran atas) hingga
alveoli (saluran bawah) termasuk jaringan adneksanya seperti sinus, rongga
telinga tengah dan pleura. Penyakit ISPA merupakan penyakit yang sering terjadi
pada anak, karena sistem pertahanan tubuh anak masih rendah. Kejadian psenyakit
batuk pilek pada balita di Indonesia diperkirakan 3 sampai 6 kali per tahun,
yang berarti seorang balita rata-rata mendapat serangan batuk pilek sebanyak 3
sampai 6 kali setahun. Istilah ISPA meliputi tiga unsur yakni infeksi, saluran
pernafasan dan akut, dimana pengertiannya sebagai berikut :
1. Infeksi
Adalah masuknya kuman atau
mikroorganisme ke dalam tubuh manusia dan berkembang biak sehingga menimbulkan
gejala penyakit.
2. Saluran pernafasan
Adalah organ mulai dari hidung
hingga alveoli beserta organ adneksanya seperti sinus-sinus, rongga telinga
tengah dan pleura.
3. Infeksi Akut
Adalah Infeksi yang langsung sampai
dengan 14 hari. batas 14 hari diambil untuk menunjukkan proses akut meskipun
untuk beberapa penyakit yang dapat digolongkan dalam ISPA proses ini dapat
berlangsung lebih dari 14 hari.
ISPA secara anatomis mencakup
saluran pernafasan bagian atas, saluran pernafasan bagian bawah (termasuk
jaringan paru – paru) dan organ adneksa saluran pernafasan. dengan batasan ini,
jaringan paru termasuk dalam saluran pernafasan (respiratory tract).
Sebagian besar dari infeksi saluran pernafasan hanya bersifat ringan seperti
batuk pilek dan tidak memerlukan pengobatan dengan antibiotik, namun demikian
anak akan menderita pneumoni bila infeksi paru ini tidak diobati dengan
antibiotik dapat mengakibat kematian.Saluran pernafasan dari hidung sampai
bronkhus dilapisi oleh membran mukosa bersilia, udara yang masuk melalui rongga
hidung disaring, dihangatkan dan dilembabkan. Partikel debu yang kasar dapat
disaring oleh rambut yang terdapat dalam hidung, sedangkan partikel debu yang
halus akan terjerat dalam lapisan mukosa. Gerakan silia mendorong lapisan
mukosa ke posterior ke rongga hidung dan ke arah superior menuju faring.Secara
umum efek pencemaran udara terhadap saluran pernafasan dapat menyebabkan pergerakan
silia hidung menjadi lambat dan kaku bahkan dapat berhenti sehingga tidak dapat
membersihkan saluran pernafasan akibat iritasi oleh bahan pencemar. Produksi
lendir akan meningkat sehingga menyebabkan penyempitan saluran pernafasan dan
rusaknya sel pembunuh bakteri di saluran pernafasan. Akibat dari hal tersebut
akan menyebabkan kesulitan bernafas sehingga benda asing tertarik dan bakteri
lain tidak dapat dikeluarkan dari saluran pernafasan, hal ini akan memudahkan
terjadinya infeksi saluran pernafasan.
Menurut WHO,
sekresi lendir atau gejala pilek terjadi juga pada penyakit common cold
disebabkan karena infeksi kelompok virus jenis rhinovirus dan atau coronavirus.
Penyakit ini dapat disertai demam pada anak selama beberapa jam sampai
tiga hari. Sedangkan pencemaran udara diduga menjadi pencetus infeksi virus
pada saluran nafas bagian atas. ISPA dapat ditularkan melalui air ludah, darah,
bersin, udara pernafasan yang mengandung kuman yang terhirup oleh orang sehat
kesaluran pernafasannya.Mekanisme
pernapasan itu dimulai dari hidung yang berfungsi untuk menyaring udara yang
masuk ke dalam saluran pernapasan. Dari hidung lalu masuk ke tenggorokan yang
berfungsi untuk memisahkan dari saluran cerna dengan saluran napas. Lalu pita
suara yang berfungsi untuk membentuk vokal. Dan yang mengalirkan udara ke
paru-paru adalah batang tenggorok.Hidung yang merupakan
saluran awal pernapasan, menyaring kuman, kotoran dan debu yang masuk ke hidung
dengan silia (rambut halus) dan dikeluarkan dengan cara bersin. Partikel yang
lebih kecil dilapisi lendir dan membran mukosa yang kemudian digerakkan silia
ke tenggorokan. Kuman yang lolos dari mekanisme inilah yang dapat menyebabkan
penyakit ISPA.ISPA sendiri terjadi karena masuknya kuman dan berkembang biak di
dalam saluran napas manusia sehingga menimbulkan penyakit dan infeksi pada
saluran pernapasan. Hal ini disebabkan oleh bakteri pathogen dan virus. Bakteri
dan virus yang masuk melalui saluran pernapasan lebih tahan dingin dan akan
menyerang saat daya tahan tubuh manusia turun. Penularannya melalui udara
terutama di saat cuaca dingin.Gejala-gejala penyakit ISPA antara lain, batuk,
pilek, demam, hidung mampet, bersin, tenggorokan gatal, suara serak, nyeri saat
menelan dan sesak napas.
Hal-hal yang dapat dilakukan untuk menghindari
penyakit ISPA ini antara lain:
1.
Memakai masker,
2.
Menutup hidung dan mulut saat bersin
atau batuk,
3.
Tidak merokok,
4.
Menghindari penyebab alergi,
5.
Mengkonsumsi vitamin C,
6.
Mencuci tangan secara teratur,
7.
Olahraga teratur,
8.
Tidak membuang dahak dan ingus
sembarangan,
9.
Peduli terhadap kebersihan lingkungan,
10.
Melakukan vaksin
BAB
III
PENUTUP
A.Kesimpulan
Pencemaran udara dapat diartikan
sebagai suatu kondisi di mana kualitas udara menjadi rusak dan terkontaminasi
oleh zat-zat, baik yang tidak berbahaya maupun yang membahayakan kesehatan
tubuh manusia.Alasan mengapa pencemaran udara menjadi masalah yang perlu
diperhatikan yaitu:
1. Pencemaran melalui udara dapat
berjalan dengan cepat dan menyebar secara luas bahkan dapat bersifat global
2. Manusia tidak mempunyai daya pilih
terhadap bahan-bahan berbahaya yang ada di udara, artinya pada saat bernafas
semua zat-zat yang ada di udara dapat masuk ke dalam saluran pernapasan.
Banyak dampak buruk yang diakibatkan oleh pencemaran
udara yang buruk salah satunya menyababkan
penyakit ISPA.ISPA adalah suatu penyakit yang menimbulkan Penyakitt
Infeksi Saluran Nafas pada manusia. Secara umum efek pencemaran udara
terhadap saluran pernafasan dapat menyebabkan pergerakan silia hidung menjadi
lambat dan kaku bahkan dapat berhenti sehingga tidak dapat membersihkan saluran
pernafasan akibat iritasi oleh bahan pencemar.
B.Saran
Dengan banyaknya masalah penyakit yang ditimbulkan
akibat pencemaran udara maka dari itu kita dituntut untuk lebih menjaga
kebersihan dari lingkungan kita supaya terbebas dari pencemaran udara.Dan memperbanyak
penamaman pohon dan melarang bagi yang menebang pohon secara liar.
Memberikan
sanksi yang berat bagi industry yang membuang limbah hasil industry jika limbah yang dikelurkannya itu tidak sesuai
dengan ketentuan.
Referensi
1.
Candara budiman. 2006Pengantar
kesehatan lingkungan, Jakarta : EGC.
2.
Charlene, 2001Keperawatan Medikal
Bedah, Jakarta : EGC.
3.
Dinas kesehatan kota pekanbaru, 2007.Laporan
Angka P2M, ISPA
4.
Soedomo,
Pencemaran Udara , Kumpulan Karya
Ilmiah, Institut Teknologi Bandung, 2000.
5.
Wardhana,
Dampak Pencemaran Lingkungan, 2001
Komentar
Posting Komentar